Selimut
Debu
Cetak ulang
ganti cover + tambahan foto
oleh: Agustinus
Wibowo
Penerbit :Gramedia Pustaka Media
Harga :Rp. 75.000
Sinopsis
Buku:
Di sini
semua mahal. Yang murah cuma satu: nyawa manusia."
Afghanistan. Nama negeri itu sudah bersinonim dengan perang tanpa henti, kemiskinan, maut, bom bunuh diri, kehancuran, perempuan tanpa wajah, dan ratapan pilu. Nama yang sudah begitu tidak asing, namun tetap menyimpan misteri yang mencekam.
Afghanistan. Nama negeri itu sudah bersinonim dengan perang tanpa henti, kemiskinan, maut, bom bunuh diri, kehancuran, perempuan tanpa wajah, dan ratapan pilu. Nama yang sudah begitu tidak asing, namun tetap menyimpan misteri yang mencekam.
Pada setiap
langkah di negeri ini, debu menyeruak ke rongga mulut, kerongkongan, lubang
hidung, kelopak mata. Bulir-bulir debu yang hampa tanpa makna, tetapi menjadi
saksi pertumpahan darah bangsa-bangsa, selama ribuan tahun.
Aura
petualangan berembus, dari gurun gersang, gunung salju, padang hijau, lembah
kelam, langit biru, danau ajaib, hingga ke sungai yang menggelegak hebat.
Semangat terpancar dari tatap mata lelaki berjenggot lebat dalam balutan
serban, derap kaki kuda yang mengentak, gemercik teh, tawa riang para bocah,
impian para pengungsi, peninggalan peradaban, hingga letupan bedil Kalashnikov.
Agustinus
Wibowo menapaki berbagai penjuru negeri perang ini sendirian, untuk menyibak
misteri prosesi kehidupan di tanah magis yang berabad-abad ditelantarkan,
dijajah, dan dilupakan. Menyibak cadar negeri cantik nan memikat, Afghanistan.
*****
[Agustinus] tak ingin hanya menjadi penonton isi dunia. Ia mau terlibat sepenuhnya dalam perjalanan itu. Ia tak sekadar melihat pemandangan, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga mengenal budaya dan berinteraksi dengan masyarakat setempat.
[Agustinus] tak ingin hanya menjadi penonton isi dunia. Ia mau terlibat sepenuhnya dalam perjalanan itu. Ia tak sekadar melihat pemandangan, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga mengenal budaya dan berinteraksi dengan masyarakat setempat.
-- Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar